Minggu, 13 Oktober 2013

mawarku tersayat!

selamat malam duhai pujangga hati
sudah berlembar apa syair kau tuliskan?
lalu kemana saja kau berkisah?
adakah sudimu singgah sejenak digubuk ku ini
hanya sekedar memilah kata dan bunga yang kan kau petik setelahnya

jika kau berjalan ditengah taman bunga nun indah
jauh terjalnya tak kosong pandangmu tersipu oleh molek setiap bunga
adakah kau tau, di antara duri, batang hingga bunga yang kau puja itu
ada setanggai mawar tak utuh mencuri pandang padamu
sadarkah kau, saat jemari mu menyentuh setanggai bunga melati disimpang taman
mawar itu seakan berpisah dari batangnya bak terhunus sebilah kaca cinta

maka seketika berhamburanlah  benih rasa yang selalu ia semai dalam hangat pelukan
maka miris lah senandung cintanya terdengar lirih sayatan sebilah kaca mengoyak raga
adakah kau tahu? apa yang berceceran di isaknya adalah buah penantian
itu yang mampu mengubah kerikil menjadi anak-anak sungai
yang menyanyikan melodi cinta pada malam yang gelap gelita
apa yang dia ketahui darimu wahai pemetik cinta
selain mengenal betapa pedihnya kemesraan
lalu dengan itu ia harus menindih rasa 
untuk merasa luka kerana engkau kini mengenali cinta lainnya!
dan rela serta gembira melihat darah dari lukanya.



Rabu, 09 Oktober 2013

Sekuntum Mawar Mekar di Angkasa


Ini dia, sebuah gambar cukup terkenal yang berhasil dipotret oleh teleskop Hubble pada tanggal 31 Oktober 1999. Para saintis menamainya cat’s eye nebula. Terkadang orang-orang astronomi menyebutnya dengan nama umumcosmic rose (mawar kosmik) karena bentuknya yang seperti mawar merah merekah.
Selama sekian puluh tahun penelitian astronomi, citra mawar kosmik telah banyak ditangkap satelit dan dijadikan obyek penelitian yang menarik oleh para Ilmuwan. Gambar-gambar serupa lainnya dapat dilihat di sini.
Tapi apa yang membuat gambar yang satu ini lebih populer di antara kita? Tentu saja karena ada sebagian orang yang menjadikan ini sebagai salahsatu bukti kemukjizatan Al Quran.
Dalam QS Ar Rahman terdapat sebuah ayat yang berbunyi:
فإذا انشقت السماء فكانت وردة كالدهان
Artinya: Maka apabila langit terbelah dan menjadi merah mawar seperti (kilapan) minyak. (QS55:37)
Sebagian orang menafsirkan bahwa langit merah mawar yang dimaksudkan dalam ayat tersebut adalah fenomena cat’s eye nebula seperti yang terdapat dalam foto ini. Berkembanglah kebanggaan akan validitas Al Quran karena kesesuaiannya dengan sains modern.
Tapi…. eits… tunggu dulu…

Kebetulan sekali pagi ini ketika searching-searching widget Islami untuk blog di Al Habib, saya menemukan sebuah artikel. Isinya adalah kritisi mengenai penafsiran tersebut. Dalam artikel ini disebutkan bahwa belum tentu yang dimaksud dengan langit yang terbelah dan menjadi merah mawar seperti kilapan minyak adalah fenomena cat’s eye nebula. Karena sesungguhnya cat’s eye nebula sendiri adalah bintang yang meledak. Bukannya langit yang terbelah. Dan warnanya pun belum tentu merah mawar. Warna merah mawar itu bisa saja adalah “cara Hubble mewarnai citra yang berhasil dipotretnya” untuk mengidentifikasi kandungan material yang ada di dalamnya (misalkan untuk pendaran atom oksigen diberi warna biru). Referensinya ada diberbagai blog yang di tulis sebagai catatan.
Menarik sekali. Selama ini kesesuaian Al Quran dengan Sains modern selalu menjadi topik yang sangat dibangga-banggakan. Sains dijadikan hujjah validitas Al Quran. Al Quran dianggap kitab yang paling benar lantaran kesesuaiannya dengan sains masa kini. Masih banyak contoh lainnya selain fenomena mawar kosmik (wardatan kaddihan) ini. Misalkan tentang teori penciptaan alam semesta (big bang) dan teori penciptaan manusia dari alaqah hingga menjadi manusia seutuhnya. Lalu bagaimana dengan mawar kosmik yang dianggap wardatan kaddihan ini? penafsiran ini bukannya justru membuat Al Quran terkesan menjadi kitab yang meragukan dan dijadikan bahan olok-olok oleh orang kafir?
Between two masters: Quran or Science???
Sains, telah menjadi agama baru dalam kehidupan masa kini. Salah-benar, valid atau tidaknya sesuatu, ditentukan oleh sains. Sesuatu dianggap benar dan valid apabila dia sesuai dengan fakta-fakta yang dikemukakan oleh sains. Sedangkan ia menjadi sesuatu yang palsu apabila bertentangan dengan sains. Tidak salah lagi, pengingkaran terhadap Tuhan banyak dipicu oleh pemujaan terhadap sains. Akhirnya apa yang dikemukakan dalam berbagai kitab suci dianggap bohong karena bertentangan dengan sains modern.
Bagaimana dengan Al Quran sendiri sebgai salah satu kitab suci yang dituntut untuk menjawab tantangan dari sains? Kabar baik bahwa dewasa ini Al Quran terlihat menjadi kitab yang dianggap paling mengagumkan dan penuh mukjizat lantaran banyaknya kesesuaian yang ditemukan alam ayat-ayatnya (setelah ditafsirkan) dengan sains modern. Orang-orang kemudian menjadikan sains sebagai hujjah atas kebenaran Al Quran. Sepintas terdengar hebat. Namun benarkah?
Sebagai seorang Muslim, harusnya kita sudah haqqul yaqin dengan validitas Al Quran, terlepas dari apakah ia sesuai dengan sains modern atau tidak.
ذلك الكتاب لا ريب فيه هدى للمتقين
Artinya: Kitab (Al Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa (QS 2:2)
Al Quran bagi seorang Muslim merupakan kerangka pedoman mutlak,  valid, dan tidak perlu diragukan keabsahannya. Al Quran-lah yang digunakan sebagai standarisasi untuk menilai kebenaran sesuatu. Sesuatu dianggap benar atau salah itu tergantung kepada kesesuaiannya dengan Al Quran.
Lalu kenapa kita menjadikan sains sebagai tolak ukur untuk menguji kebenaran Al Quran? Padahal Sains itu adalah hasil penalaran manusia. Ia profan dan tidak mutlak, bisa berubah dan berkembang seiring dengan berkembangnya penelitian-penelitian dan kajian-kajian di dalamnya (bisa jadi teori relativitas Einstein terpatahkan oleh teori baru di masa depan, atau ditemukan sebuah kode basa nitrogen baru penyusun DNA selain G, C, A, dan T). Sedangkan Al Quran adalah wahyu dari Allah. Ia sakral dan mutlak. Idealnya, seharusnya “yang mutlak” itulah yang menjadi penguji kebenaran “yang tidak mutlak”. Tapi kita melakukan sebaliknya. Menjadikan sains sebagai penguji kebenaran Al Quran. Bukankah ini sama saja dengan menginjak-injak keagungan wahyu dari Allah dan membuatnya dikalahkan oleh sesuatu yang profan? Nyatalah ini merupakan suatu bentuk kekafiran berpikir yang tanpa kita sadari telah menjalar di setiap sel otak kita.
Lalu bagaimana sikap kita seharusnya terhadap sains? Apakah dengan demikian kita harus menolaknya mentah-mentah? Tentu saja tidak. Islam adalah ajaran yang mengajak manusia untuk mempelajari alam semesta. Firman Allah:
إن في خلق السماوات والأرض واختلاف الليل والنهار لآيات لأولي الألباب***الذين يذكرون الله قياما وقعودا وعلى جنوبهم ويتفكرون في خلق السماوات والأرض ربنا ما خلقت هذا باطلا سبحانك فقنا عذاب النار
Artinya: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka.(QS Ali Imran 190-191).
Islam tentu tidak menolak sains. Sains pun dapat dipergunakan untuk mengungkapkan rahasia alam semesta dan mengungkap tanda-tanda kebesaran Allah. Ia juga dapat menambah maslahat bagi umat manusia di dunia dan di akhirat. Namun kita tidak boleh menempatkan sains di atas Al Quran. Bagi seorang Muslim, Al Quran-lah yang menjadi hujjah dalam setiap pengetahuan. Sedangkan sains berada di bawahnya. Mitos mengenai netralitas dan ketakberpihakan sains yang selama ini diyakini dapat menampakkan kebenaran sebagaimana adanya, sebaiknya dibuang jauh-jauh. Sekarang sudah saatnya bagi para ilmuwan muslim untuk meredefinisikan sains secara Islami agar tidak kebablasan mendahulukan kebenaran sains di atas kebenaran Al Quran.
Mengenai fenomena mawar kosmik ini, terlepas dari apakah benar ini yang dimaksud dengan wardatan kaddihan dalam Al Quran atau bukan, biarlah kita tetap memahaminya sebagai ayat-ayat Qauniyah yang menjadi tanda-tanda kebesaran Allah Azza wa Jalla. Subhanallah…
Wallahu a’lam bis showab…
 
~kutip*

Selasa, 08 Oktober 2013

hujan



diatas langit sedang ada yang beradu
kita kini tak harus ragu untuk menunggu
karna sebentar lagi akan terhentak musik mendayu
dengan satu padu tarian hujan..
jika hari ini turun hujan di kotamu
yakin saja sang mawar tak akan layu
biarkan saja rintiknya mengalun padu
dengan gelumai tutur hujan..
saat memilah intip dari balik jendela
saat dadamu  mendekap hujan
bahu kekarmu masih memikul ragu hampir rubuh.
hingga sepucuk keyakinan melapuk di kening rapuh
sampai kapan kau menyia-nyiakan ku?
dengan tetap memujiku setinggi mentari
jika akan jua menjatuhakan ku seketika hujan
Singgahkan hujan di keningnya.
runtuhkan khayalanmu lalu segera menemuiku.

lekuk tanya(?)

selaksa petang beriring malam
selalu tersemat sapa "assalamu alaikum" darimu
senyum mu daeng, kian masam terguyur air mata
dimana kah kebahagiaanku kau sembunyikan?

pada lego-lego rumah
melepas penat menyusuri hari
disana terpaku kuat deret angkah berumpun tanggal
dik, kapan ada tanggal merah untuk jedahku menimbah pilu?
aku lelah memikulnya harap dia datang mengimbanginya

saat matahari sejengkal dari kepalan jariku
maka ada lagi harapan kokoh ku tanjamkan di batang anak temu
akan ada lagi petuah yang terabaikan
sobat, apakah aku kini memang tlah berbeda?
terpoleskah aku dengan cindai cintanya?

jika ada redai hujan kala malam
jangan salahkan hujan, juga angin dan daun jatuh ke tanah
yang menjadi tak berarti setelahnya,
tak lebih mereka hanya meneruskan takdirnya sendiri.

jika aku nirwana dibalik awan dikelam malam
maukah kau menjadi satu bintang terakhir untukku?
andai aku pengemis kasih disimpang jalan
sungkan kah dirimu menuangkankan sayang walau hanya secawan padaku?
nanti, saat duniamu tlah kau cipta
masih sudihkah kau ajak aku berdiam disana, meski itu hanya di satu tempat terpencil dikotamu?
andai,jika,nanti!mungkinkah kau akan mau masih ????
tak berujung, hanya berkerut membentuk tanya!*


Kamis, 03 Oktober 2013

terserah!!!!!



Tak usah kau rayu kemuning untuk terpoles jingga yang indah
Untuk sekedar mengiring senja merapat kehulu
Karna kini arah bertapak seakan kian buram
Termakan amarah yang memilih karam
Tak akan ada lagi kicau camar yang merdu
Sebab kini jua segala telah sendu
Lalu biarkan seperti itu
Sorot mata itu kian asing bagiku
Saat aku kian terpojok dalam kotak picik akalmu
Tak ku kenal lagi pelukis senyum ku yang terdahulu
Hanya mampu  kumelukis gelisah ditanah yang basah
Hingga Gerimis sore pun membasahi benih mimpi yang kau semai
Aku diam..
Diam dalam pergolakan hati tanpa arah,
hening merasuk dalam dada
menyusupi relung-relung menikmati sandiwara
kubiarkan kau dengan kata dan amarahmu
kubiarkan kau memetik larik tak jelas pada puing-puing anganmu
ku tak peduli pada apapun kau kini
entah itu cara mencintaiku yang baru
aku terkapar dilembah asing dengan bayangmu yang memilih terserah!



Selasa, 01 Oktober 2013

celotehnya..

bila waktu memihakku!
bagaimana jika itu milikmu?
bagaimana jika terlalu banyak pertanyaan atau
mungkin rasa gelisa yang bersatu menyusun lagu-lagu pemberontakan?
maka jadilah aku tempat membagi pedihnya,
jadilah dia jendela tempat pertama yang ku tuju kala terbangun

aminn.. ucap ta sudah ku semai pada mawar-mawar yang layu
semoga besok bermekaran sebelum
angin mengisyaratkan burung untuk berkicau

jangan, aku ragu kalau dia akan tumbuh!
biarkan pada tempatnya
aku yang akan menjemputmu
kita rawat bersama si bunga
dan kita wariskan pada anak cucu! hahha

haha.. sudah ku duga
sepertinya yang kau maksud bukan aku!
karna aku tidak akan membuat kakimu tergores dengan batuan
ayo kita terbang, biar berjuta pasang mata melihat
hingga kita tak perlu bercerita tentang estetika cinta

atau kita coba semuanya
berjalan, terbang dan berlayar?
kita arungi ombak yang paling besar
hingga kau genggam tangan dan peluk erat tubuhku
kau sandarkan semua harap padaku
aku bahagia atas ini, menjadi nahkodamu
iya, aku bahagia kau disini.
berlayar dengan ku

dan ikhtiarkan doamu pada penciptaku
dan akan ku lantunkan doaku pada penciptamu
semoga kita memang tercipta untuk bersama.

~hahhahahha _part I~




hanya ini

perkenankan aku mencintaimu

mencintaimu seperti ini

walau akan nampak gurat kekecewaan

tanpa ada pijakan atas kepastian

biarkan harapan yang kerap kali tersambarkan

digantikan dengan harapan baru yang lebih menjanjikan


perkenankan aku mencintaimu

mencintaimu dengan semampuku

menyebut-nyebut namamu disela kesendirianku

berdiri mematung memperhatikan gerak lirihmu

dan kau menoleh pun itu sudah membahagiakanku

sesekali membayangkan kau

memperhatikan ku kembali, ahh! itu sudah anugrah


perkenankan aku mencintaimu

dengan cinta, sebatas bisaku

jika memang hanya itu, karna waktu

tlah membiarkanmu menggeliatkan

persemayaman jiwa penghias palung hati