selamat malam duhai pujangga hati
sudah berlembar apa syair kau tuliskan?
lalu kemana saja kau berkisah?
adakah sudimu singgah sejenak digubuk ku ini
hanya sekedar memilah kata dan bunga yang kan kau petik setelahnya
jika kau berjalan ditengah taman bunga nun indah
jauh terjalnya tak kosong pandangmu tersipu oleh molek setiap bunga
adakah kau tau, di antara duri, batang hingga bunga yang kau puja itu
ada setanggai mawar tak utuh mencuri pandang padamu
sadarkah kau, saat jemari mu menyentuh setanggai bunga melati disimpang taman
mawar itu seakan berpisah dari batangnya bak terhunus sebilah kaca cinta
maka seketika berhamburanlah benih rasa yang selalu ia semai dalam hangat pelukan
maka miris lah senandung cintanya terdengar lirih sayatan sebilah kaca mengoyak raga
adakah kau tahu? apa yang berceceran di isaknya adalah buah penantian
itu yang mampu mengubah kerikil menjadi anak-anak sungai
yang menyanyikan melodi cinta pada malam yang gelap gelita
yang menyanyikan melodi cinta pada malam yang gelap gelita
apa yang dia ketahui darimu wahai pemetik cinta
selain mengenal betapa pedihnya kemesraan
lalu dengan itu ia harus menindih rasa
lalu dengan itu ia harus menindih rasa
untuk merasa luka kerana engkau kini mengenali cinta lainnya!
dan rela serta gembira melihat darah dari lukanya.
dan rela serta gembira melihat darah dari lukanya.