meraba malam dengan jemari tak sampai
titiknya kian samar diseberang sana
masih terngiang baris widirmu
ku rapal ucapmu,basi diselaksa biru
lalu memilih rapuh serasa malu
disatu titik kau kian ragu
hingga melintas kabut hingga berlalu
tepat dititik hijau kurasa
busurnya menikam dalam
walau hampa terlintas satu nama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar