Jumat, 14 Februari 2014

tanpa Suara

hening, renyah kelakar mereka
lampu kerlap menyeringai
ada rasa ranum ditepi titian temu
~,.~
bibir bunga terkatup manja
saat semar senyum terkulum
dingin berbui sia - sia
sedang lajur sampan tak tahu arah
bermuara di dermaga amarah

ranum adegan kita bergaya khas dinasti kuno
lalu apa daya gelagat terkepak depan penonton
jikalau tak setitik lilin pedarkan cahaya
hingga tirai tak mampu tepiskan, cerita berganti alur. desahku

maafkan aku, yang menaruh bara di belanga tuamu
menyeruit benang merah pada kain dua warna
dan menampik tatap, menengadah akan harapan
ialah maksud yang urung terlisankan.

selepas nirwana bersua cinta
kau hantarkan dingin malam pada kegamanganku
maaf, ada hujan dikeningku dan amarah di rautmu.
jika salahku, hakimilah daku!

Tidak ada komentar: